"IMAN & MITOS"
IMAN DAN MITOS.
Perbedaan antara mitos dan iman adalah pada rentang waktu. Di tahun 800 SM Zeus diimani sebagai raja para dewa atau Tuhan yang tertinggi oleh orang Yunani kuno. Tapi kini Zeus hanya menjadi cerita mitos. Jika saya terlahir 2500 tahun lalu di Yunani tentu saya juga akan menganut iman yang sama.
Dulu orang mengimani bahwa bumi adalah pusat tata surya sehingga ketika Galileo mengatakan teori heliosentris bahwa bumi mengitari matahari maka dia dihukum penjara rumah seumur hidup oleh pihak Gereja Roma.
Nasib Giordano Bruno lebih parah lagi. Dia dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup oleh Gereja karena tudingan dosa yang sama yaitu karena dia percaya dan mengatakan bahwa bumi mengelilingi matahari.
Apa yang sekarang dianggap sebagai iman bisa jadi kelak akan dianggap sebagai mitos sebagaimana dulu yang dianggap sebagai iman juga sekarang sudah dianggap sebagai mitos.
Kecerdasan dan pengetahuan manusia terus berubah, berkembang dan berevolusi. Apa yang dulu kita percayai seiring waktu akan bisa berubah seiring dengan pertambahan waktu, usia, pengalaman, pengetahuan maupun informasi yang kita terima.
Percaya atau tidak percaya sebenarnya sama saja dengan tidak tahu karena kepercayaan letaknya adalah di ranah selera dan emosi bukan di ranah logika yang menuntut bukti.
Planet bumi ini sudah berusia 4,543 milyar tahun. Sepanjang itu tentu sudah banyak peradaban dan agama yang timbul dan tenggelam. Agama tertua yang sekarang ada pun usianya tidak lebih dari 10.000 tahun. Jumlah agama yang ada dan pernah ada di seluruh dunia di berbagai jamanpun diperkirakan mencapai 12.000.
Dulu saya percaya dengan konsep permusuhan abadi. Tapi kini saya tahu bahwa itu ternyata hanyalah mitos karena tidak mungkin Tuhan menginginkan manusia di bumi terus berperang hingga bumi ini hancur.
Dulu saya percaya dengan konsep "umat pilihan Tuhan" tapi sekarang saya menganggap itu sekedar mitos karena semua bangsa di hadapan Tuhan adalah sama kedudukannya.
Semakin bertambah pengetahuan kita maka akan berubah juga konsep dan cara berpikir kita. Apa yang dulu dianggap sebagai kebenaran bisa jadi akan berubah manakala kita menemukan jenis kebenaran yang baru.
Dan ini akan terus dinamis, berubah dan berkembang karena evolusi adalah tak terbatas dan tiada akhir sebagaimana roh kita yang abadi di luar dimensi ruang dan waktu.
Sang Sumber yang Absolut adalah tak terbatas maka demikian pula evolusi dan perjalanan menuju-Nya pun juga adalah tak terhingga dan tak terbatas.
Salam Semesta
Muhammad Zazuli
pacefanindi.blogspot.com
@bicaramampap
Komentar
Posting Komentar