Situasi Nasional Jadi Agak Tenang.

Situasi Nasional Jadi Agak Tenang. 
 Isu PKI mendadak berkurang, hinaan & cacian pda Presiden pun berkurang.
---------------------- gusti

Setelah Rizieq ditahan, rupanya situasi nasional jadi agak tenang. Isu PKI mendadak hilang, hinaan dan cacian pada Presiden juga berkurang. Orang-orang para pengikut Rizieq juga sudah mulai ketakutan, tak berani lagi melakukan provokasi.
Demo-demo yang sempat sulit dikendalikan, kini juga sudah mulai pudar. Isu kematian 6 orang FPI yang ditembak mati juga tak mampu mengumpulkan emosi massa. Entah karena dana dan rekening FPI yang diblokir, atau massa yang ketakutan dan jatuh mentalnya.
Pengamanan demo yang kerap menghabiskan anggaran miliaran rupiah dalam sehari itu kini tak ada lagi. Semua itu bisa terjadi hanya dengan Rizieq ditahan dan rekeningnya diblokir.
Maka melihat kisruh sidang online terhadap terdakwa Rizieq kemarin, saya merasa bahwa orang ini memang magnet kerusuhan, provokasi dan propaganda. Untungnya kamera langsung dimatikan, sehingga tim provokasi FPI gagal mendapat video kejadian, gagal untuk dijadikan konten jihad propaganda.
Maka wajar kalau Novel, Munarman atau tim Rizieq meminta agar sidang dilakukan secara offline. Tujuannya bukan untuk menyelesaikan masalah, tapi agar mereka dapat panggung dan konten untuk disebarkan. Untuk membangun emosi massa dan terjadi demo-demo lagi.
Kita mesti sudah belajar dari Ahok yang disidang dan akhirnya dipenjara. Itu saja sudah cukup banyak menarik massa. Apalagi kalau Rizieq yang disidang dan dipenjara, bisa beragam sekali provokasinya.
Apalagi situasi politik sekarang sedang panas-panasnya jelang 2024. Ada banyak pihak yang siap memainkan dan memanfaatkan, sehingga terjadi tekanan massa kepada aparat penegak hukum dan meminta Rizieq dibebaskan.
Rizieq hanya satu alasan dan kondisi. Kekisruhan yang ditimbulkan adalah cara untuk memasuki ruang negosiasi baru terkait banyak isu. Seperti kisruh Demokrat dengan Moeldoko misalnya, jika terjadi ribut-ribut baru, maka fokus media akan menempatkan isu Demokrat di nomer dua. Setelah diplomasi politik dapat berjalan lebih senyap.
Moeldoko yang merupakan bagian dari pemerintah, pejabat, tentu akan dibuat pecah konsentrasinya jika harus menghadapi gelombang demo yang meskipun tidak ada hubungannya dengan posisinya sebagai ketua KLB Demokrat.
Lanjut 👇 

Meski Rizieq hanya boneka politik yang dapat dimanfaatkan siapa saja, untuk melakukan tekanan pada pemerintah, tapi tetap saja boneka ini tak boleh lepas dari cengkraman. Karena kalau Rizieq keluar, maka akan ada banyak kegaduhan lagi, isu PKI lagi, dan provokasi-provokasi tak penting mengatasnamakan pemuka agama di daerah-daerah.
FPI, Rizieq dan kawan-kawannya seperti anak kecil yang kerap cari perhatian dengan cara membuat keributan. Yang namanya anak kecil, mau kita nasehati jelas masuk telinga kanan keluar terlinga kiri. Mau dipukul, kasihan. Mau diteriaki malah teriak lebih kencang.
Jadi yang bisa kita lakukan menghadapi anak-anak kecil seperti FPI ini harus dengan telinga tertutup. Tidak terpancing pada keributan yang ditimbulkan, berhenti memberi kesempatan dan panggung untuk melakukan atraksi atau provokasi.
Maka saya harapkan sidang online terhadap terdakwa Rizieq bisa lebih cepat menghasilkan keputusan. Sehingga cepat dipenjara dan otomatis habislah kesempatan mereka melakukan provokasi.
Selanjutnya, hukuman yang dijatuhkan sebaiknya lebih lama. Kalau bisa 7 kasus lainnya, seperti penyerobotan lahan, provokasi PKI pada BI dan sebagainya itu juga dibuka lagi. Mumpung kita masih bisa melakukan sidang online, dan relatif aman dari ancaman demo-demo.
Sekalipun ada massa yang berdemo, jelas jumlahnya sangat kecil. Karena tak banyak konten provokasi yang bisa dimainkan dan disebarkan.
Setelah itu biarkan Rizieq tenang di penjara, dan negara ini lebih bersih dari cacian, makian, dan provokasi SARA lewat mimbar dakwah dan masjid-masjid.
Rizieq bagi saya lebih berbahaya dari virus. Aksi-aksinya, provokasi dan makiannya, jelas menular dan membuat banyak orang ikut-ikutan. Terbukti ketika dia ditahan, jauh lebih efektif daripada saat dia kabur ke Arab sana. Karena ketika ditahan dia sudah tidak bisa bikin konten youtube dan menebar provokasi lagi.
Munarman, Novel Bamukmin dan lain-lain, praktis tak lagi punya ruang untuk mengisi berita di media. Sehingga komentar fitnah dan provokasinya yang selama ini terfasilitasi juga otomatis hilang. Dan nampaknya itu jauh lebih baik ketimbang kita harus menghadapi demo-demo dengan sabar. Begitulah kura-kura. (*)-/e-r  

@bicaramampap 
pacefanindi.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catharina