Menolak sidang online, Tapi online dengan Firza, Mau !?


Menolak Sidang Online, Tapi Online Dengan Firza Kok Mau?

Argo
Argo  69 . Mar 22, 2021

SHARE:

Menolak Sidang Online, Tapi Online Dengan Firza Kok Mau?

Semakin ke sini semakin macam badut saja manusia satu ini. Sok merasa terhina lantaran sidang kasusnya dilakukan online, tapi giliran dia menghina Presiden, menghina Pancasila, menghina orang dengan sebutan lonte, obrak abrik barang dagangannya orang, kok dia tidak merasa terhina.

Yang begini kok dijadikan panutan sama gerombolannya itu. Kalau memang merasa diri keturunan nabi, ya harusnya menunjukkan contoh yang baik dengan mengikuti peraturan yang berlaku, bukan?

Bukan dengan merasa diri paling benar dan tidak bersalah, lalu play victim segala macam drama Korea saja. Ikutin saja aturan yang ada dengan cara yang beradab, bukan dengan cara yang biadab.

Apapun perintah Hakim harus dituruti. Melawan hakim repot urusannya nanti, drun. Sebab kekuasaan hakim di dalam suatu persidangan adalah mutlak sifatnya dan tak bisa diintervensi oleh siapapun dan apapun, sekalipun ngaku-ngaku keturunan nabi.

Dalam hukum, hakim adalah wakil Tuhan. Itulah sebabnya dalam amar putusan hakim yang paling atas, selalu tercantum kalimat Keadilan berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hakim dalam mengemban amanatnya tidak hanya sekedar bertanggungjawab pada hukum, akan tetapi juga bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, kepada pencari keadilan, dan juga mutlak bertanggungjawab kepada Tuhan.

Hakim hakikatnya hanyalah kepanjang-tanganan Tuhan, untuk menetapkan sebuah hukum. Itulah sebabnya hakim memiliki sebutan Yang Mulia yang menunjukkan derajat yang lebih tinggi saat proses peradilan berlangsung terhadap suatu pekara.

Begitu pula saat pandemi sekarang ini, sidang online wajib dilakukan demi menjaga keselamatan semua pihak. Bilamana si brisik ini berkeberatan, maka tinggal diputus secara in-absentia saja.

Plus tambahan hukuman terhadap sikap tidak kooperatifnya itu dan dengan sengaja menghalangi proses persidangan. Biar tambah nyaho sekalian.

Sebab apapun dalilnya, negara ini adalah negara hukum, tak bisa seenak udelnya harus menuruti kemauannya bilang dipaksa, didorong dan dihina. Manja amat sih jadi orang, mau enaknya saja.

Sudah begitu sok-sokkan ngomongin hak asasi segala. Mana ada hak asasi dengan tidak mau ikut sidang. Itu sama saja dengan tidak mau masuk penjara atas dasar hak asasi. Kan tolol.

Namanya juga tahanan, yang jelas pasti hina lah. Kalau ente suci mana mungkin ditahan. Jadi sudahlah, apa yang ini orang alami sama halnya dengan apa yang dialami mereka-mereka yang telah dia hina-hina selama ini.

Mereka-mereka yang dia caci maki, dipersekusi, dipukul, dirusak toko-toko merek, dihancurkan barang dagangannya, ditutup paksa warungnya sama gerombolan biadabnya itu.

Kalau orang Jawa bilang, apa yang dia alami saat ini adalah apa yang dinamakan Ngunduh Wohing Pakarti, yaitu setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya.

Pakarti itu perbuatan. Ngunduh wohing pakarti berarti memetik buah akibat perbuatan. Semua perbuatan buruk dan super busuk akan mendapat balasan.

Dulu dia yang berada di barisan paling depan untuk memenjarakan Ahok, sekalipun Ahok tidak bersalah. Tapi lihat yang terjadi justru berbanding terbalik dengan kelakuannya.

Ahok amat sangat kooperatif dan taat hukum. Berbeda dengan badut ompong ini, cerminan apa yang dia perlihatkan selama ini.

Manusia yang super duper lebay ini harusnya mencontoh Ahok yang legowo menerima vonis hakim dan hukumannya dengan lapang dada, sekalipun dia tak bersalah.

Koar-koar bilang mau revolusi ahklaq segala, tapi tidak taat aturan, tidak mau tunduk sama hukum, merasa diri istimewa, selalu tidak patuh aturan hukum, arogan, merasa paling benar dan paling hebat di negera ini.

Mbok ya sadar, semua itu adalah buah dari akibat para politisi busuk yang menjadikanya sebagai alat untuk mencapai kekuasaan, ditambah lagi dengan kebodohan umatnya yang mengkultuskan dirinya seolah-olah tidak boleh tersentuh oleh hukum.

Sok-sokkan merasa terhina segala dengan sidang online, lantas bagaimana dengan kelakuannya selama ini yang selalu menghina dan mengkafir-kafirkan orang lain, bilang orang lonte, dan lain sebagainya?

Presiden dia hina, dasar negara dia hina, aparat keamanan dia hina, lembaga pengadilan tidak dia patuhi, tapi teriak-teriak menuntut keadilan dan menolak sidang online. Tapi giliran online dengan Firza kok tidak keberatan. Heran saya.

Kura-kura begitu.

SHARE:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catharina