"RASIS LAGI"
PESAN AKTIVIS PEREMPUAN PAPUA, 'ESTHER HALUK': “PERLAKUAN RASISME DI INDONESIA TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI - MARI KITA ORANG ASLI PAPUA FOKUS CARI SOLUSINYA”
Kita hidup bersama bangsa (NKRI) yang rasis karena pengalaman historis mereka membentuk mereka seperti itu. Dilawan, dihukum, diberi sanksi sosialpun penyakit itu tetap ada.
Drama ujaran rasis seperti (Natalis Pigai Korban Rasisme) itu tidak perlu ditanggapi hanya sebatas anti-rasisme sesuai aturan hukum yang berlaku, karena selama Papua masi ada di dalam bingkai NKRI, bahasa rasis itu tidak akan pernah berhenti.
Bahkan Hukum Indonesia pun akan tetap diberlakukan rasis terhadap Orang Asli Papua. Hal ini dapat kita silami lewat pengalaman kejadian Rasisme 2019, yang dimana Orang Asli Papua yang Korban Rasis malah dikriminalisasi pasal makar dll.
Jangan lupa Fokus (juga) untuk ikuti dan cari solusi perlakuan diskriminasi negara Indonesia yang kian memburuk di Papua, seperti beberapa perkara dibawah ini, yakni:
1). Pengungsi Nduga yang menurut berita terakhir dibulan Januari 2021 ini sudah 18 orang yang mati karna tidak bisa akses layanan kesehatan di RSUD Wamena;
2). Isu banyaknya pasukan militer yang dikirim ke Intan Jaya, dan seluruh Papua. Yang kemudian hanya menjadi mesin pembunuh Orang Asli Papua setiap hari;
3). Penebangan hutan dan pencurian kayu secara merata hampir disemua tempat di bumi Papua;
4). Perampasan Tanah rakyat untuk pembukaan perkebunan kelapa sawit yang sarat unsur penipuan, keserakaan dan pemusnahan hak ulayat (marjinalisasi) selaku pemilik tanah adat tersebut;
5). Perampasan tanah Adat hampir setengah luas kota Merauke untuk proyek MIFEE kepada Perusahaan Medco yg merupakan kerjasama/kongkalikong Perushaan dan Pemerintah daerahnya sendiri;
6). Fokus bicara untuk Tolak UU OTSUS yang sudah 20 tahun berlaku, tetapi gagal total di Tanah Papua;
7). Fokus kawal 13 kawan KNPB yg disekap dalam tahanan tanpa prosedur dan aksi Barisan Merah Putih (BMP) hari ini di Merauke untuk minta mereka dihukum karena menurut pendemo ini ke 13 anggota KNPB sudah makar atau lakukan kegiatan terorisme;
8). Fokus kawal dan lihat perkembangan berita mengenai kesepakatan-kesepakatan apa yang dibuat oleh OAP yang lagi trend berkunjung ke "istana" tiap kali Papua bergolak;
9). Hak-hak Mama-mama Pasar yang belum terpenuhi dan masih terus diperjuangkan semenjak tahun 2001-2021 hingga kini masih berjalan di tempat tsb;
10). Bagaimana kesiapan masyarakat Adat kita di Papua ketika berhadapan dengan kepentingan modal/Investasi sesuai UU Omnibus Law? Apakah masyarakat Adat tahu dan paham tentang dampak dari UU tersebut terhadap kehidupan mereka?
11). Pemekaran wilayah kabupaten/Propinsi yg dipaksakan di Papua saat ini.
Dan masih banyak lagi.........
Kitong pu banyak pekerjaan penting dan mendesak, mari focus, bersatu dan menyelesaikan kerja-kerja revolusioner ini hingga kebebasan atas manusia dan alam bangsa Papua benar-benar berdaulat penuh di atas negeri tercinta, negeri Papua ini tanpa ada lagi kedok penindasan perlakuan diskriminasi rasial (Rasisme).
Jayapura, 25 Januari 2021
~ Esther Halok
(Aktivis Perempuan Papua)
Komentar
Posting Komentar